Romadhon
sudah diambang pintu. Semua lapisan masyarakat muslim menyambut
datangnya bulan penuh berkah ini dengan segala kegembiraan, dan suka
cita. Wajah-wajah mereka ceria karena kerinduan yang mendalam ingin
bertemu dengan "Bulan Romadhon" ; ingin mengisi hari-hari berkah ini
dengan amal sholeh, baik itu berupa sholat tarawih, membaca Al-Qur’an,
bershodaqoh, berdzikir, membantu kaum muslimin, memberi makan para
fakir-miskin, menyiapkan buka puasa, dan sebagainya.
Para
pembaca yang budiman, agar Romadhon semakin indah dan bernilai di
sanubari kita, alangkah baiknya jika kita mengetahui dan mengkaji
bersama diantara fadhilah dan keutamaan bulan suci nan berkah
‘Romadhon’. Keutamaan dan fadhilah Romadhon telah dibeberkan oleh Allah
dan Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- dalam Al-Qur’an dan Sunnah
sebagai berikut:
Bulan Al-Qur’an
Satu perkara yang sulit
dilupakan oleh kaum muslimin bahwa Al-Qur’an turun di bulan Romadhon,
tepatnya malam Lailatul Qodar. Allah menurunkan Al-Qur’an di bulan suci
ini karena keutamaan yang tinggi baginya, dan hikmah. Allah -Ta’ala-
berfirman,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
"(Beberapa
hari yang ditentukan itu ialah) bulan Romadhon, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, dan
penjelasan mengenai petunjuk itu, serta pembeda (antara yang haq dengan
yang batil)". (QS. : Al-Baqoroh: 185 )
Al-Hafizh Ibnu Katsir
Ad-Dimasyqiy-rahimahullah- berkata, "Allah -Ta’ala- memuji Bulan Puasa
(Romadhon) diantara bulan-bulan lainnya dengan memilih Romadhon diantara
bulan-bulan itu untuk diturunkan Al-Qur’an yang agung (di dalamnya);
sebagaimana halnya Dia mengkhususkan Romadhon dengan hal itu, maka
sungguh ada sebuah hadits datang (menyebutkan) bahwa Romadhon adalah
bulan yang diturunkan di dalamnya Kitab-Kitab Allah kepada para nabi ".
[Lihat Tafsir Ibnu Katsir (1/292)]
Sebagai penguat bagi ucapan Ibnu Katsir -rahimahullah- , Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda ,
أُنْزِلَتْ
صُحُفُ إِبْرَاهِيْمَ أَوَّلَ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ وَأُنْزِلَتِ
التَّوْرَاةُ لِسِتٍ مَضَيْنَ مِنْ رَمَضَانَ وَأُنْزِلَ الْإِنْجِيْلُ
لِثَلَاثَ عَشْرَةَ لَيْلَةً خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ وَأُنْزِلَ الزَّبُوْرُ
لِثَمَانِ عَشْرَةَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ وَأُنْزِلَ الْقُرْآنُ
لِأَرْبَعٍ وَعِشْرِيْنَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ
"Shuhuf Ibrahim
diturunkan di malam pertama Romadhon; Taurat diturunkan pada 7 Ramadhan;
Injil diturunkan pada 14 Ramadhan; Zabur diturunkan pada tanggal 19
Ramadhan; Al-Qur’an diturunkan pada 25 Ramadhan". [HR. Ahmad dalam
Al-Musnad (4/107), Abdul Ghoniy Al-Maqdisiy dalam Fadho’il Romadhon
(53/1), dan Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq (2/167/1). Di-hasan-kan
oleh Al-Albaniy dalam Shohih As-Siroh (hal.90)]
Faedah : Hadits
ini merupakan bantahan -dari segi sejarah- atas orang yang meyakini
bahwa Nuzulul Qur’an pada tanggal 17 Romadhon !!! Adapun bid’ahnya
Nuzulul Qur’an, maka akan datang pembahasannya, Insya Allah!
Bulan Pengampunan Dosa
Setiap
mukmin amat mengharapkan ampunan dosa dari Allah, karena ia tahu bahwa
hisab di hari akhir amat dahsyat. Dengan kehadiran Romadhon, kesempatan
besar untuk bertaubat, dan mendapatkan ampunan sangat lebar. Amat
celakalah seorang yang memasuki Romadhon, tapi ia enggan bertaubat dan
beramal sholeh yang akan menjadi sebab dosanya diampuni.
Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- berkata,
أَنَّ
رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ارْتَقَى الْمِنْبَرَ
فَقَالَ آمِيْنَ آمِيْنَ آمِيْنَ فَقِيْلَ لَهُ يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا
كُنْتَ تَصْنَعُ هَذَا فَقَالَ قَالَ لِيْ جِبْرَائِيْلُ عَلَيْهِ
السَّلَامُ رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَلَمْ
يُغْفَرْ لَهُ فَقُلْتُ آمِيْنَ
"Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi
wasallam- naik ke atas mimbar seraya bersabda, "Amiin…amiin…amiin".
Beliau ditanya, "Wahai Rasulullah, engkau tidak pernah melakukan seperti
ini". Belaiu menjawab, "Jibril -alaihis salam- berkata kepadaku,
"Semoga kecelakaan bagi seorang hamba yang didatangi oleh bulan
Romadhon, namun tidak diberi ampunan", maka saya pun berkata, "Amiin".
[HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shohih-nya (3/192), Ahmad dalam Al-Musnad
(2/246 & 254), dan Al-Baihaqiy dalam As-Sunan (4/204). Di-shohih-kan
oleh Al-Albaniy dalam Shohih Al-Adab Al-Mufrod (646)]
Jadi,
seorang yang mau diampuni dosanya, harus menutupi dosanya dengan amal
sholeh di bulan suci ini, seperti membaca Al-Qur’an, mendengarkan
ceramah, puasa, dan sholat tarawih; bukan berhura-hura, dan menghabiskan
waktu dalam perkara sia-sia, apalagi haram, seperti bermain kartu di
bulan Romadhon, ludo, ular tangga, berdusta, berbicara tabu, berzina,
dan lainnya.
Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Barangsiapa
yang berpuasa di bulan Romadhon karena beriman dan mengharapkan pahala,
niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang lalu" . [HR. Al-Bukhoriy dalam
Shohih-nya (1802), dan Muslim dalam Shohih-nya (175)
Al-Hafizh
Ibnu Rajab Al-Hanbaliy-rahimahullah- berkata, "Jika bulan Romadhon telah
sempurna, maka sungguh puasa, dan sholat malam telah lengkap bagi orang
beriman. Maka terjadilah baginya pengampunan dosanya yang lampau dengan
sempurnanya dua sebab tersebut, yaitu puasa, dan sholat malamnya".
[Lihat Latho’if Al-Ma’arif (hal.232)]
Bulan Pengabulan Do’a & Pembebasan dari Siksa Neraka
Seseorang
terkadang susah menemukan kondisi yang mustajab sehingga doanya
dikabulkan oleh Allah. Namun Allah sebagai Pemberi Nikmat bagi para
hamba-Nya yang beriman telah menyiapkan waktu mustajab untuk berdo’a.
Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
إِنَّ
لِلَّهِ فِيْ كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ عُتَقَاءَ مِنَ النَّارِ فِيْ
شَهْرِ رَمَضَانَ وَإِنَّ لِكُلِّ مُسْلِمٍ دَعْوَةً يَدْعُوْ بِهَا
فَيُسْتَجَابُ لَهُ
"Sesungguhnya Allah pada setiap hari dan malam
di bulan Romadhon memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari neraka;
sesungguhnya setiap muslim memiliki do’a yang ia berdo’a
dengannya,lantaran itu do’anya dikabulkan". [HR. Al-Bazzar dalam
Al-Musnad (3142), dan Ahmad dalam Al-Musnad (2/254). Syaikh Ali bin
Hasan Al-Atsariy men-shohih-kan hadits ini dalam Shifah Ash-Shoum
(hal.24)]
Wahai Pembaca Budiman, manfaatkanlah kesempatan ini
dalam memperbanyak do’a, mengadu, dan bermunajat kepada Allah Robbul
Alamin di sepanjang bulan Romadhon. Semoga setitik air mata penyesalan,
dan takut akan menyelamatkan dirimu dari siksa neraka sebagaimana yang
dijanjikan oleh Nabimu -Shollallahu ‘alaihi wasallam- dalam hadits ini.
Setan-setan dan Jin Durhaka Dikerangkeng; Pintu Surga Dibuka, dan Pintu Neraka Ditutup
Saking
mulia dan sucinya bulan Romadhon, Allah mengikat para setan, dan jin
yang durhaka; pintu-pintu surga dibuka, dan neraka ditutup.
Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
إِذَا
كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتْ الشَّيَاطِيْنُ
وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ
مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا
بَابٌ وَيُنَادِيْ مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ
الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ وَذَلِكَ كُلَّ
لَيْلَةٍ
"Jika malam pertama Romadhon datang, maka setan-setan,
dan jin-jin durhaka dibelenggu; pintu-pintu neraka ditutup. Maka tak ada
satu pintu(nya) pun yang terbuka; pintu-pintu surga dibuka. Maka tak
ada suatu pintu pun yang ditutup; Seorang pemanggil memanggil,"Wahai
pencari kebaikan, menghadaplah; wahai pencari kejelekan, berhentilah".
Allah memiliki hamba-hamba yang dimerdekakan dari neraka. Demikian itu
pada setiap malam". [HR. At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (682), dan Ibnu
Majah dalam Sunan-nya (1642). Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy
dalam Takhrij Al-Misykah (1960) ]
Al-Hafizh Ibnu Abdil Barr
Al-Andalusiy-rahimahullah- berkata dalam At-Tamhid (7/310), "Makna
hadits ini menurut saya –Cuma Allah yang lebih tahu-: Allah melindungi
di dalamnya kaum muslimin, atau dominannya dari maksiat-maksiat. Jadi,
setan tidak akan bebas datang kepada mereka sebagaimana mereka bebas
datang di sepanjang tahun".
Ingat !! Namun kalian jangan
menyangka bahwa setan ketika itu tak akan menggoda dirimu. Ketahuilah,
ia akan tetap menggodamu, walaupun tidak segencar di bulan lain. Isilah
hari-harimu dengan ketaatan, jangan mendekati jalan-jalan kemaksiatan
sehingga engkau akan selamat darinya. Didiklah dirimu di bulan ini
menjadi hamba yang taat, bukan hamba yang durhaka. Jika tidak, maka
engkau akan menjadi bahan bakar Jahannam. Na’udzu billah minannar.
Di dalam Romadhon Terdapat Lailatul Qodar
Diantara
keistimewaan umat Islam dibandingkan umat-umat terdahulu, "sedikit
amal, banyak pahala". Dahulu mereka melaksanakan sholat dan puasa dengan
aturan yang berat, tapi pahala sedikit. Adapun umat Islam, diberikan
fasilitas waktu, dan tempat untuk melipatgandakan amalan ringan, seperti
dalam surat ini:
Allah -Ta’ala- berfirman,
إِنَّا
أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ
الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ تَنَزَّلُ
الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ
سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
"Sesungguhnya Kami telah
menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan (Lailatul Qodar). Dan
tahukan kamu apa malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik
dibandingkan seribu bulan. Pada malam itu, para malaikat, dan Jibril
turun dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh
kesejahteraan sampai terbit fajar". (QS. Al-Qodr: 1-5)
Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
لِلَّهِ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
"Allah
memiliki di bulan Romadhon suatu malam yang lebih baik dibandingkan
1000 bulan. Barang siapa yang dihalangi (dari kebaikannya), maka ia akan
dihalangi (dari kebaikan)". [HR. An-Nasa’iy dalam Al-Mujtaba (2106),
dan Ahmad dalam Al-Musnad (7148). Hadits ini di-shohih-kan oleh
Al-Albaniy dalam Shohih At-Targhib (999)]
Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Barang
siapa yang b angun (sholat malam) karena beriman dan mengharapkan
pahala, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang lalu" . [HR. Al-Bukhoriy
dalam Shohih-nya (1802), dan Muslim dalam Shohih-nya (175)]
Umrah Romadhon Menyamai Haji bersama Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam-
Keutamaan
umrah seperti ini banyak dilalaikan dan tidak diketahui oleh mayoritas
kaum muslimin. Padahal Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
فَإِنَّ عُمْرَةً فِيْ رَمَضَانَ تَقْضِيْ حَجَّةً مَعِيْ
"Sesungguhnya
umroh di bulan Romadhon menyamai haji bersamaku". [HR. Al-Bukhoriy
dalam Shohih-nya (1764), Muslim dalam Shohih-nya (1256) Abu Dawud dalam
As-Sunan (1988) At-Tirmidziy dalam As-Sunan (939), Ibnu Majah dalam
As-Sunan (2991). Lihat Shohih Al-Jami’ (7547) karya Al-Albaniy]
Al-Hafizh
Ibnu Hajar Al-Asqolaniy-rahimahullah- berkata,"Ibnul Arabiy berkata,
"Hadits tentang umrah ini adalah hadits shohih. Itu merupakan keutamaan
dan nikmat dari Allah. Umrah dapat mencapai derajat haji karena
bersatunya Romadhon dengan umrah". Ibnul Jauziy berkata, "Dalam hadits
ini terdapat keterangan bahwa pahala amal bertambah karena kelebihan
mulianya waktu sebagaimana ia bertambah dengan kehadiran hati (khusyu’),
dan kesucian niat". [Lihat Fathul Bari (3/604)]
Sumber :
Buletin Jum’at Al-Atsariyyah edisi 32 Tahun I. Penerbit : Pustaka Ibnu
Abbas. Alamat : Pesantren Tanwirus Sunnah, Jl. Bonto Te’ne No. 58, Kel.
Borong Loe, Kec. Bonto Marannu, Gowa-Sulsel. HP : 08124173512 (a/n Ust.
Abu Fa’izah). Pimpinan Redaksi/Penanggung Jawab : Ust. Abu Fa’izah Abdul
Qadir Al Atsary, Lc. Dewan Redaksi : Santri Ma’had Tanwirus Sunnah –
Gowa. Editor/Pengasuh : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc.
Layout : Abu Muhammad Mulyadi. Untuk berlangganan/pemesanan hubungi :
Ilham Al-Atsary (085255974201). (infaq Rp. 200,-/exp)
http://almakassari.com/?p=173
Tidak ada komentar:
Posting Komentar